Kamis, 10 April 2014

DASAR DASAR ILMU TANAH

MAKALAH
DASAR-DASAR ILMU TANAH





JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2012


BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Di bumi ini, segala sesuatu yang kita kerjakan dan segala aktifitas yang kita lakukan sebagian besar kita lakukan di atas permukaan tanah. Tanah merupakan unsur – unsur yang terpenting setelah air dan udara, karena di situlah manusia, tumbuhan, hewan terbentuk dan juga melakukan segala aktivitas yang biasa di lakukan makhluk hidup. Tanah adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang telah tersusun dalam horizon-horizon, terdiri atas campuran bahan mineral dan bahan organik dan merupakan media untuk tumbuhnya tanaman dengan menyediakan unsur-usur hara sebagai makanan tanaman untuk pertumbuhannya terutama jika cukup tersedia air dan udara. Oleh karena hal tersebut tanah sangat penting bagi makhluk hidup di bumi ini dan sebaiknya kita sebagai warga pertanian lebih mengetahui ataupun mendalami tentang tanah.

2.      Tujuan
Ø  Untuk mengetahui pengertian tanah.
Ø  Untuk mengetahui jenis-jenis tanah.
Ø  Untuk mengetahui faktor-faktor pembentukan tanah.
Ø  Untuk mengetahui Topografi, Iklim, Bahan induk, Organisme, dan Waktu






PDF

BAB II
PEMBAHASAN
1.      Defenisi Tanah
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga membentuk regolit (lapisan partikel halus) dan sedang serta terus mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor : Iklim, Organisme, Bahan Induk, Topografi, dan Waktu.
2.      Faktor Pembentukan Tanah
Faktor-faktor pembentuk tanah yaitu iklim, organisme, batuan induk, topografi, dan waktu. Faktor-faktor pembentuk tanah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
ü  Iklim
Iklim adalah suatu keadaan dalam jangka panjang yang menggambarkan kondisi cuaca suatu wilayah. Perbedaaan iklim dibumi ini sangat dipengaruhi oleh letak matahari terhadap bumi, sehingga ada beberapa klasifikasi iklim dibumi ini yang didasari oleh letak geografis bumi, dan dapat kita ketahui beberapa iklim diantaranya Iklim Tropis, Lintang Menengah, dan juga Lintang Tinggi.
Cuaca adalah suatu fenomena atau perubahan yang terjadi diwilayah tertentu yang menunjukkan adanya perubahan aktifitas alam seperti hujan, panas matahari, atau mendung. Kurun waktu dalam memperkirakan perubahan cuaca ini lebih pendek daripada penentuan iklim. Adanya perbedaan cuaca antara satu tempat dengan tempat lainnya disebabkan oelh perbedaan kelembaban udara serta suhu ditempat tersebut, dimana hal ini terjadi karena sudut pemanasan matahari di satu tempat dengan tempat lainnya tidak sama.

ü  Suhu/Temperatur
Suhu atau temperatur adalah derajat atau ukuran panas/dinginnya suatu zat atau benda, dimana benda yang panas dikatakan mempunyai suhu tinggi dan sedangkan benda yang dingin dikatakan bersuhu rendah. Indra peraba merupakan salah satu dalam tubuh kita yang dapat merasakan suhu dan membedakan mana benda yang panas dan mana benda yang dingin. Namun indra peraba tidak mampu menentukannya dengan tepat sehingga untuk mengukur suhu suatu keadaan diperlukan alat ukur suhu, yakni Thermometer.

Thermometer berasal dari bahasa Yunani, yaitu thermos dan meter. Thermos artinya panas, sedangkan meter artinya mengukur. Jadi, thermometer merupakan alat untuk mengukur suhu, yang dimana bentuknya berbentuk sebuah pipa kaca sempit tertutup yang diisi dengan zat cair, seperti air raksa. Suhu akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk. Apabila suhu tinggi, maka proses pelapukan akan berlangsung cepat sehingga pembentukan tanah akan cepat pula.

ü  Curah hujan
Hujan adalah titik-titik air diudara atau awan yang sudah terlalu berat karena kandungan airnya sudah sangat banyak, sehingga akan jatuh kembali kepermukaan bumi sebagai hujan (presipitasi). Alat untuk mengukur curah hujan adalah Fluviometer dan garis khayal di peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mendapatkan curah hujan yang sama disebut Isohyet.
Berdasarkan proses terjadinya, hujan dibedakan menjadi 3, yakni :
1.      Hujan Orografis : hujan yang terjadi karena gerakan udara yang mengandung uap air terhalang oleh pegunungan sehingga massa udara itu dipaksa naik kelereng pegunungan
2.      Hujan Konveksi : hujan yang terjadi karena udara yang mengandung uap air bergerak naik secara vertikal karena pemanasan.
3.      Hujan Frontal : hujan yang terjadi karena adanya pertemuan antara massa udara panas dengan massa udara dingin.
Curah hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian (eluviasi) dalam tanah yang berfungsi dalam penguraian mineral dan bahan organik, sedangkan pencucian tanah yang cepat menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah menjadi rendah).

ü  Organisme
Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah yang dalam hal ini bertujuan untuk:
·         Membuat proses pelapukan baik pelapukan organik maupun pelapukan kimiawi. Pelapukan organik adalah pelapukan yang dilakukan oleh makhluk hidup (hewan dan tumbuhan), sedangkan pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi oleh proses kimia seperti batu kapur larut oleh air.
·         Membantu proses pembentukan humus. Tumbuhan akan menghasilkan dan menyisakan daun-daunan dan ranting-ranting yang menumpuk di permukaan tanah. Daun dan ranting itu akan membusuk dengan bantuan jasad renik/mikroorganisme yang ada di dalam tanah.

·         Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah sangat nyata terjadi di daerah beriklim sedang seperti di Eropa dan Amerika. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah hutan dengan warna merah, sedangkan vegetasi rumput membentuk tanah berwarna hitam karena banyak kandungan bahan organis yang berasal dari akar-akar dan sisa-sisa rumput.
·         Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah. Contoh, jenis cemara akan memberi unsur-unsur kimia seperti Ca, Mg, dan K yang relatif rendah, akibatnya tanah di bawah pohon cemara derajat keasamannya lebih tinggi daripada tanah di bawah pohon jati.


ü  Bahan Induk
Bahan induk terdiri dari batuan vulkanik batuan beku, batuan sedimen (endapan), dan batuan metamorf. Batuan induk itu akan hancur menjadi bahan induk, kemudian akan mengalami pelapukan dan menjadi tanah. Tanah yang terdapat di permukaan bumi sebagian memperlihatkan sifat (terutama sifat kimia) yang sama dengan bahan induknya. Bahan induknya masih terlihat misalnya tanah berstuktur pasir berasal dari bahan induk yang kandungan pasirnya tinggi. Susunan kimia dan mineralbahan induk akan mempengaruhi intensitas tingkat pelapukan dan vegetasi diatasnya. Bahan induk yang banyak mengandung unsur Ca akan membentuk tanah dengan kadar ion Ca yang banyak pula sehingga dapat menghindari pencucian asam silikat dan sebagian lagi dapat membentuk tanah yang berwarna kelabu. Sebaliknya bahan induk yang kurang kandungan kapurnya membentuk tanah yang warnanya lebih merah.

ü  Topografi/Relief
Keadaan relief atau suatu daerah dimana kita berdiam bahkan bertempat tinggal akan mempengaruhi beberapa unsur, yakni:
a.       Tebal atau tipisnya lapisan tanah Daerah yang memiliki topografi miring dan berbukit lapisan tanahnya lebih tipis karena tererosi, sedangkan daerah yang datar lapisan tanahnya tebal karena terjadi sedimentasi.
b.      Sistem drainase/pengaliran Daerah yang drainasenya jelek seperti sering tergenang menyebabkan tanahnya menjadi asam.







ü  Jasad Hidup
Dalam proses pembentukan tanah khususnya dalam hal jasad hidup, ada beberapa bagian yang akan diamati yakni :
a.       Vegetasi : dimana sumber BO berkedudukan tetap dan dalam waktu yang lama
b.      Jasad makro dan Mikroba tanah : merupakan pengurai bahan organik
c.       Manusia : merupakan pembentuk tanah.

ü  Waktu
Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah, akibat pelapukan dan pencucian yang terus menerus. Oleh karena itu tanah akan menjadi semakin tua dan kurus seiring waktu berjalan. Mineral yang banyak mengandung unsur hara telah habis mengalami pelapukan sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa. Karena proses pembentukan tanah yang terus berjalan, maka induk tanah berubah berturut-turut menjadi tanah muda, tanah dewasa, dan tanah tua. Dan waktu akan sangat tergantung terhadap batuan induk, iklim, jasad hidup dan bentuk wilayah, misalnya didaerah tropika dengan curah hujan, suhu tinggi dan vegetasi lebat maka pembentukan tanah perlu 50 tahun/cm dan bahan induk hanya perlu 14 tahun/cm.

3.      Jenis – Jenis Tanah
Tanah merupakan lapisan kulit bumi paling atas yang fungsinya sebagai tempat tumbuhnya tanaman. Tanah terbentuk secara alami yaitu dari hasil pelapukan dan pengendapan batuan bahan-bahan organik dari tumbuhan dan hewan yang telah membusuk dan bahan penyusunnya terdiri atas zat padat, cair, gas, dan organisme. Jenis di Indonesia ada yang subur dan ada juga yang tidak subur. Tanah yang subur banyak dimanfaatkan penduduk untuk kegiatan pertanian yang berguna untuk memenuhi kubutuhan hidup manusia sedangkan tanah yang tidak subur digunakan untuk tempat tinggal. Jenis tanah yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut :
Ø  Tanah Alluvial (Tanah endapan)
Tanah Alluvial atau tanah endapan adalah tanah yang terbentuk dari material harus hasil pengendapan aliran sungai didataran rendah atau lembah. Tanah ini tergolong sangat subur dan baik untuk daerah pertanian padi karena tanah ini masih muda. Tanah alluvial ini terdapat di pentai timur Sumatera, pantai utara Jawa, dan disepanjang sungai Barito, Musi, dan Citarum.

Ø  Tanah Andosol (Tanah gunung api)
Tanah andosol atau tanah gunung api adalah tanah yang terbentuk dari hasil material letusan gunung api yang telah mengalami pelapukan. Tanah vulkanik merupakan tanah yang sangat subur karena banyak mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan tumbuhan yang cocok ditanami yakni padi, tebu, palawijaya, tembakau, dan sayuran. Dan tanah ini terdapat di Bengkulu, pantai Sumatera Barat, Jawa, Bali, dan NTT.
Ø  Tanah Argosol (Tanah gambut)
Tanah gambut atau sering kita dengar Tanah argosol adalah tanah yang terbentuk dari pengendapan bahan-bahan organik terutama pembusukan tumbuhan rawa-rawa. Tanahnya kurang subur. Jenis tanah ini banyak terdapat di daerah rawa-rawa Sumatera, Kalimantan, Madura dan Sulawesi. Tanaman yang dapat tumbuh di jenis tanah ini yakni padi, jagung, kedelai, tebu, kapas, tembakau, dan jati.
Ø  Tanah Podzolit
Tanah podzolit adalah tanah yang terbentuk di daerah yang memiliki curah hujan tinggi dan suhu udara rendah.Di Indonesia jenis tanah ini terdapat di daerah pegunungan. Tanah podzolit tergolong subur.
Ø  Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah yang terbentuk unsur-unsur hara yang ada di dalam tanah telah hilang, larut oleh curah hujan yang tinggi. Tanahnya tidak subur, banyak terdapat di Kalimantan Barat, Lampung, dan Sulawesi Tenggara.
Ø  Tanah Pasir
Tanah pasir terbentuk dari pelapukan batuan beku dan batuan sedi- men. Ciri tanah pasir ialah berkerikil dan butirannya kasar. Tanahnya tidak subur, sehingga kurang baik untuk pertanian.
Ø  Tanah Mediteran (Tanah kapur)
Tanah mediteran atau tanah kapur adalah tanah yang terbentuk dari pelapukan batuan kapur. Tanahnya tidak subur, akan tetapi cocok untuk tanaman jati, palawijaya, steps, savana, dan hutan musim. Jenis tanah ini terdapat di Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara dan Maluku.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Tanah adalah bahan padat (mineral atau organik) yang terletak dipermukaan bumi, yang telah dan sedang serta terus menerus mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor : Iklim, Organisme, Jasad Hidup, Bahan Induk, Topografi dan Waktu. Dan pada setiap provinsi atau wilayah yang berbeda, punya tanah yang berbeda dan juga faktor-faktor pembentuknya, sehingga pada setiap daerah berbeda jenis tanaman dan juga hasil pertanian yang diperoleh dan didapat.
B.     Saran
Makalah ini telah diselesaikan dengan sebaik mungkin sesuai dengan kemampuan penulis. Apabila ada kesalahan dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa mohon dimaklumi dan diharapkan pembaca yang membaca makalah ini, bisa menjadi lebih baik dalam penulisan bahkan infformasi yang terkait dengan tanah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar