MAKALAH
DASAR-DASAR
ILMU TANAH
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Di bumi ini,
segala sesuatu yang kita kerjakan dan segala aktifitas yang kita lakukan
sebagian besar kita lakukan di atas permukaan tanah. Tanah merupakan unsur –
unsur yang terpenting setelah air dan udara, karena di situlah manusia,
tumbuhan, hewan terbentuk dan juga melakukan segala aktivitas yang biasa di
lakukan makhluk hidup. Tanah adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi
yang telah tersusun dalam horizon-horizon, terdiri atas campuran bahan mineral
dan bahan organik dan merupakan media untuk tumbuhnya tanaman dengan
menyediakan unsur-usur hara sebagai makanan tanaman untuk pertumbuhannya
terutama jika cukup tersedia air dan udara. Oleh karena hal tersebut tanah
sangat penting bagi makhluk hidup di bumi ini dan sebaiknya kita sebagai warga
pertanian lebih mengetahui ataupun mendalami tentang tanah.
2.
Tujuan
Ø Untuk
mengetahui pengertian tanah.
Ø Untuk
mengetahui jenis-jenis tanah.
Ø Untuk
mengetahui faktor-faktor pembentukan tanah.
Ø Untuk
mengetahui Topografi, Iklim, Bahan induk, Organisme, dan Waktu
BAB II
PEMBAHASAN
1. Defenisi Tanah
Tanah adalah
lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan yang telah mengalami
serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga membentuk regolit (lapisan
partikel halus) dan sedang serta terus mengalami perubahan yang dipengaruhi
oleh faktor-faktor : Iklim, Organisme, Bahan Induk, Topografi, dan Waktu.
2. Faktor Pembentukan Tanah
Faktor-faktor
pembentuk tanah yaitu iklim, organisme, batuan induk, topografi, dan waktu. Faktor-faktor
pembentuk tanah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
ü Iklim
Iklim adalah suatu
keadaan dalam jangka panjang yang menggambarkan kondisi cuaca suatu wilayah.
Perbedaaan iklim dibumi ini sangat dipengaruhi oleh letak matahari terhadap
bumi, sehingga ada beberapa klasifikasi iklim dibumi ini yang didasari oleh
letak geografis bumi, dan dapat kita ketahui beberapa iklim diantaranya Iklim
Tropis, Lintang Menengah, dan juga Lintang Tinggi.
Cuaca adalah suatu
fenomena atau perubahan yang terjadi diwilayah tertentu yang menunjukkan adanya
perubahan aktifitas alam seperti hujan, panas matahari, atau mendung. Kurun
waktu dalam memperkirakan perubahan cuaca ini lebih pendek daripada penentuan
iklim. Adanya perbedaan cuaca antara satu tempat dengan tempat lainnya
disebabkan oelh perbedaan kelembaban udara serta suhu ditempat tersebut, dimana
hal ini terjadi karena sudut pemanasan matahari di satu tempat dengan tempat
lainnya tidak sama.
ü Suhu/Temperatur
Suhu atau temperatur adalah derajat
atau ukuran panas/dinginnya suatu zat atau benda, dimana benda yang panas
dikatakan mempunyai suhu tinggi dan sedangkan benda yang dingin dikatakan
bersuhu rendah. Indra peraba merupakan salah satu dalam tubuh kita yang dapat
merasakan suhu dan membedakan mana benda yang panas dan mana benda yang dingin.
Namun indra peraba tidak mampu menentukannya dengan tepat sehingga untuk
mengukur suhu suatu keadaan diperlukan alat ukur suhu, yakni Thermometer.
Thermometer berasal dari bahasa
Yunani, yaitu thermos dan meter. Thermos artinya panas, sedangkan meter artinya
mengukur. Jadi, thermometer merupakan alat untuk mengukur suhu, yang dimana
bentuknya berbentuk sebuah pipa kaca sempit tertutup yang diisi dengan zat
cair, seperti air raksa. Suhu akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan
induk. Apabila suhu tinggi, maka proses pelapukan akan berlangsung cepat
sehingga pembentukan tanah akan cepat pula.
ü Curah hujan
Hujan adalah titik-titik air diudara
atau awan yang sudah terlalu berat karena kandungan airnya sudah sangat banyak,
sehingga akan jatuh kembali kepermukaan bumi sebagai hujan (presipitasi). Alat
untuk mengukur curah hujan adalah Fluviometer dan garis khayal di peta yang
menghubungkan tempat-tempat yang mendapatkan curah hujan yang sama disebut
Isohyet.
Berdasarkan proses terjadinya, hujan
dibedakan menjadi 3, yakni :
1. Hujan Orografis : hujan yang terjadi
karena gerakan udara yang mengandung uap air terhalang oleh pegunungan sehingga
massa udara itu dipaksa naik kelereng pegunungan
2. Hujan Konveksi : hujan yang terjadi
karena udara yang mengandung uap air bergerak naik secara vertikal karena
pemanasan.
3. Hujan Frontal : hujan yang terjadi
karena adanya pertemuan antara massa udara panas dengan massa udara dingin.
Curah hujan akan berpengaruh
terhadap kekuatan erosi dan pencucian (eluviasi) dalam tanah yang berfungsi
dalam penguraian mineral dan bahan organik, sedangkan pencucian tanah yang
cepat menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah menjadi rendah).
ü Organisme
Organisme sangat berpengaruh
terhadap proses pembentukan tanah yang dalam hal ini bertujuan untuk:
·
Membuat proses pelapukan baik pelapukan organik maupun
pelapukan kimiawi. Pelapukan organik adalah pelapukan yang dilakukan oleh
makhluk hidup (hewan dan tumbuhan), sedangkan pelapukan kimiawi adalah
pelapukan yang terjadi oleh proses kimia seperti batu kapur larut oleh air.
·
Membantu proses pembentukan humus. Tumbuhan akan
menghasilkan dan menyisakan daun-daunan dan ranting-ranting yang menumpuk di
permukaan tanah. Daun dan ranting itu akan membusuk dengan bantuan jasad
renik/mikroorganisme yang ada di dalam tanah.
·
Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah
sangat nyata terjadi di daerah beriklim sedang seperti di Eropa dan Amerika.
Vegetasi hutan dapat membentuk tanah. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah
hutan dengan warna merah, sedangkan vegetasi rumput membentuk tanah berwarna
hitam karena banyak kandungan bahan organis yang berasal dari akar-akar dan
sisa-sisa rumput.
·
Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman
berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah. Contoh, jenis cemara akan memberi
unsur-unsur kimia seperti Ca, Mg, dan K yang relatif rendah, akibatnya tanah di
bawah pohon cemara derajat keasamannya lebih tinggi daripada tanah di bawah
pohon jati.
ü Bahan Induk
Bahan induk
terdiri dari batuan vulkanik batuan beku, batuan sedimen (endapan), dan batuan
metamorf. Batuan induk itu akan hancur menjadi bahan induk, kemudian akan
mengalami pelapukan dan menjadi tanah. Tanah yang terdapat di permukaan bumi
sebagian memperlihatkan sifat (terutama sifat kimia) yang sama dengan bahan
induknya. Bahan induknya masih terlihat misalnya tanah berstuktur pasir berasal
dari bahan induk yang kandungan pasirnya tinggi. Susunan kimia dan mineralbahan
induk akan mempengaruhi intensitas tingkat pelapukan dan vegetasi diatasnya.
Bahan induk yang banyak mengandung unsur Ca akan membentuk tanah dengan kadar
ion Ca yang banyak pula sehingga dapat menghindari pencucian asam silikat dan
sebagian lagi dapat membentuk tanah yang berwarna kelabu. Sebaliknya bahan
induk yang kurang kandungan kapurnya membentuk tanah yang warnanya lebih merah.
ü Topografi/Relief
Keadaan
relief atau suatu daerah dimana kita berdiam bahkan bertempat tinggal akan
mempengaruhi beberapa unsur, yakni:
a.
Tebal atau tipisnya lapisan tanah Daerah yang memiliki
topografi miring dan berbukit lapisan tanahnya lebih tipis karena tererosi,
sedangkan daerah yang datar lapisan tanahnya tebal karena terjadi sedimentasi.
b.
Sistem drainase/pengaliran Daerah yang drainasenya
jelek seperti sering tergenang menyebabkan tanahnya menjadi asam.
ü Jasad Hidup
Dalam proses
pembentukan tanah khususnya dalam hal jasad hidup, ada beberapa bagian yang
akan diamati yakni :
a.
Vegetasi : dimana sumber BO berkedudukan tetap dan
dalam waktu yang lama
b.
Jasad makro dan Mikroba tanah : merupakan pengurai
bahan organik
c.
Manusia : merupakan pembentuk tanah.
ü Waktu
Tanah
merupakan benda alam yang terus menerus berubah, akibat pelapukan dan pencucian
yang terus menerus. Oleh karena itu tanah akan menjadi semakin tua dan kurus
seiring waktu berjalan. Mineral yang banyak mengandung unsur hara telah habis
mengalami pelapukan sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa.
Karena proses pembentukan tanah yang terus berjalan, maka induk tanah berubah
berturut-turut menjadi tanah muda, tanah dewasa, dan tanah tua. Dan waktu akan
sangat tergantung terhadap batuan induk, iklim, jasad hidup dan bentuk wilayah,
misalnya didaerah tropika dengan curah hujan, suhu tinggi dan vegetasi lebat
maka pembentukan tanah perlu 50 tahun/cm dan bahan induk hanya perlu 14
tahun/cm.
3. Jenis – Jenis Tanah
Tanah
merupakan lapisan kulit bumi paling atas yang fungsinya sebagai tempat
tumbuhnya tanaman. Tanah terbentuk secara alami yaitu dari hasil pelapukan dan
pengendapan batuan bahan-bahan organik dari tumbuhan dan hewan yang telah
membusuk dan bahan penyusunnya terdiri atas zat padat, cair, gas, dan organisme.
Jenis di Indonesia ada yang subur dan ada juga yang tidak subur. Tanah yang subur
banyak dimanfaatkan penduduk untuk kegiatan pertanian yang berguna untuk
memenuhi kubutuhan hidup manusia sedangkan tanah yang tidak subur digunakan
untuk tempat tinggal. Jenis tanah yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut
:
Ø Tanah
Alluvial (Tanah endapan)
Tanah
Alluvial atau tanah endapan adalah tanah yang terbentuk dari material harus
hasil pengendapan aliran sungai didataran rendah atau lembah. Tanah ini
tergolong sangat subur dan baik untuk daerah pertanian padi karena tanah ini
masih muda. Tanah alluvial ini terdapat di pentai timur Sumatera, pantai utara
Jawa, dan disepanjang sungai Barito, Musi, dan Citarum.
Ø Tanah Andosol
(Tanah gunung api)
Tanah andosol
atau tanah gunung api adalah tanah yang terbentuk dari hasil material letusan
gunung api yang telah mengalami pelapukan. Tanah vulkanik merupakan tanah yang
sangat subur karena banyak mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan
dan tumbuhan yang cocok ditanami yakni padi, tebu, palawijaya, tembakau, dan
sayuran. Dan tanah ini terdapat di Bengkulu, pantai Sumatera Barat, Jawa, Bali,
dan NTT.
Ø Tanah Argosol
(Tanah gambut)
Tanah gambut
atau sering kita dengar Tanah argosol adalah tanah yang terbentuk dari
pengendapan bahan-bahan organik terutama pembusukan tumbuhan rawa-rawa.
Tanahnya kurang subur. Jenis tanah ini banyak terdapat di daerah rawa-rawa
Sumatera, Kalimantan, Madura dan Sulawesi. Tanaman yang dapat tumbuh di jenis
tanah ini yakni padi, jagung, kedelai, tebu, kapas, tembakau, dan jati.
Ø Tanah
Podzolit
Tanah
podzolit adalah tanah yang terbentuk di daerah yang memiliki curah hujan tinggi
dan suhu udara rendah.Di Indonesia jenis tanah ini terdapat di daerah
pegunungan. Tanah podzolit tergolong subur.
Ø Tanah Laterit
Tanah
laterit adalah tanah yang terbentuk unsur-unsur hara yang ada di dalam tanah
telah hilang, larut oleh curah hujan yang tinggi. Tanahnya tidak subur, banyak
terdapat di Kalimantan Barat, Lampung, dan Sulawesi Tenggara.
Ø Tanah Pasir
Tanah pasir
terbentuk dari pelapukan batuan beku dan batuan sedi- men. Ciri tanah pasir
ialah berkerikil dan butirannya kasar. Tanahnya tidak subur, sehingga kurang
baik untuk pertanian.
Ø Tanah Mediteran (Tanah kapur)
Tanah
mediteran atau tanah kapur adalah tanah yang terbentuk dari pelapukan batuan
kapur. Tanahnya tidak subur, akan tetapi cocok untuk tanaman jati, palawijaya,
steps, savana, dan hutan musim. Jenis tanah ini terdapat di Jawa Tengah, Jawa
Timur, Nusa Tenggara dan Maluku.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tanah adalah
bahan padat (mineral atau organik) yang terletak dipermukaan bumi, yang telah
dan sedang serta terus menerus mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh
faktor-faktor : Iklim, Organisme, Jasad Hidup, Bahan Induk, Topografi dan
Waktu. Dan pada setiap provinsi atau wilayah yang berbeda, punya tanah yang
berbeda dan juga faktor-faktor pembentuknya, sehingga pada setiap daerah
berbeda jenis tanaman dan juga hasil pertanian yang diperoleh dan didapat.
B. Saran
Makalah ini
telah diselesaikan dengan sebaik mungkin sesuai dengan kemampuan penulis.
Apabila ada kesalahan dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa mohon
dimaklumi dan diharapkan pembaca yang membaca makalah ini, bisa menjadi lebih
baik dalam penulisan bahkan infformasi yang terkait dengan tanah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar