Selasa, 15 April 2014

Faktor produksi

TUGAS MAKALAH

“  RINGKASAN FAKTOR PRODUKSI  “








      JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2013





  1. Latar belakang
Secara garis besar factor produksi tedak bias lepas dari semua kegiatan kegiatan yang dapat mempengaruhi pasar baik secara input maupun secara output, maka dari itu kita juga harus mempelajari secara imim tentang pasar telebih dahulu.
Pasar input terdiri atas faktor-faktor produksi yang meliputi pasar sumber daya alam (tanah), sumber daya manusia (tenaga kerja), modal, dan pengusaha.
a.         Pasar Faktor Produksi Sumber Daya Alam/Tanah
Faktor produksi tanah adalah semua kekayaan alam yang terkandung dalam tanah, lautan, dan udara atau sering disebut sumber daya alam (natural resources). Jumlah tanah adalah tetap atau penawarannya tetap, maka kurva penawaran tanah bersifat inelastis sempurna (berbentuk garis lurus), sedangkan permintaan akan tanah terus bertambah, sehingga harga tanah akan semakin meningkat. Bila ditunjukkan dengan grafik akan tampak sebagai berikut.

Pergeseran kurva permintaan dan penawaran pada pasar faktor
produksi SDA/tanah
Dari Gambar diatas, dapat kamu lihat bahwa dengan bergesernya kurva DD ke D’D’ dan D”D” maka harga/sewa tanah akan mengalami kenaikan.
  1. Pasar Faktor Produksi Tenaga Kerja/Sumber Daya Manusia
             Faktor produksi tenaga kerja adalah semua tenaga kerja baik jasmani maupun rohani, serta terdidik atau tidak terdidik, atau sering disebut dengan sumber daya manusia (human resources) yang melakukan kegiatan produksi barang/jasa. Sumber daya manusia yang berkualitas akan dapat meningkatkan produktivitas.
Tenaga kerja yang akan digunakan dalam proses produksi pada suatu perusahaan selalu mengalami peningkatan sesuai dengan peningkatan jumlah penduduk. Permintaan tenaga kerja oleh suatu perusahaan dipengaruhi beberapa faktor di antaranya sebagai berikut.
1) Kemajuan teknologi yang dimiliki oleh suatu negara.
2) Banyak sedikitnya barang yang dihasilkan.
3) Tinggi rendahnya laba pengusaha.
4) Adanya investasi dari pengusaha
Kurva pada pasar faktor produksi tenaga kerja dapat digambarkan sebagai berikut.
Pergeseran kurva permintaan dan penawaran pada pasar faktor produksi
tenaga kerja.
Dari Gambar terlihat bahwa kurva penawaran tenaga kerja selalu bertambah sesuai dengan laju pertumbuhan penduduk, sehingga kurva penawaran bergeser ke kanan menjadi S’ S’. Seiring dengan ditemukannya teknologi baru, pada kurva permintaan tenaga kerja pertambahan penawarannya lebih besar daripada permintaan, sehingga upah (wage) yang diberikan mengalami penurunan dari W menjadi W1.
  1. Pasar Faktor Produksi Modal
          Pasar faktor produksi modal adalah tempat ditawarkannya barang-barang modal untuk kepentingan proses produksi. Pengertian barang modal tidak hanya berupa mesin-mesin ataupun peralatan saja, tetapi juga modal uang (yang merupakan dana untuk membeli barang-barang modal). Modal yang berupa uang diperoleh dari tabungan dan pinjaman, yang nantinya akan digunakan untuk investasi.
         Diharapkan dengan investasi tersebut, permintaan dan penawaran akan barang modal mengalami penigkatan, sehingga kurva permintaan (D) dan kurva penawaran (S) bergeser ke kanan. Kurva permintaan dan penawaran pada pasar faktor produksi modal tampak seperti Gambar berikut.
Kurva permintaan dan penawaran pada pasar
  1. Pasar Faktor Produksi Pengusaha (Kewirausahaan)
             Faktor produksi pengusaha merupakan orang-orang yang berjiwa wiraswasta atau mempunyai kecakapan dalam tata laksana perusahaan (managerial skill). Pengusaha mempunyai peranan yang sangat menentukan, yaitu mengorganisasi faktor produksi alam, tenaga kerja dan modal untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
2. Teori Nilai Faktor Produksi
          Teori nilai faktor-faktor produksi seperti sewa tanah, upah tenaga kerja, bunga modal, dan laba pengusaha dapat kamu pelajari pada pembahasan berikut disertai tokoh-tokoh yang mengemukakan teori tersebut.
a. Teori Sewa Tanah (Rent)

         Sewa tanah adalah balas jasa yang diterima pemilik tanah, karena tanah dapat memberikan manfaat berupa semua yang terkandung dalam tanah. Tokoh-tokoh yang mengemukakan teori sewa tanah antara lain sebagai berikut.
1) David Ricardo
        Tinggi rendahnya sewa tanah akan ditentukan oleh kesuburan tanah. Oleh karena itu teori ini disebut juga Teori Differensial.
2) Von Thunen
         Tinggi rendahnya sewa tanah selain ditentukan oleh perbedaan kesuburan tanah juga jauh dekatnya (letak) tanah dengan pasar.
b. Teori Upah Tenaga Kerja
        Upah dan gaji merupakan balas jasa yang diterima tenaga kerja karena jasanya dalam proses produksi. Upah dapat digolongkan dalam dua macam, yaitu:
a. upah nominal yaitu upah yang diukur dengan satuan uang tanpa memperhitungkan berapa barang yang dapat dibeli,
b. upah riil yaitu upah yang diukur dengan barang dan jasa yang dapat diperoleh dengan upah yang diterima.
Buruh bangunan biasanya dibayar dengan upah harian.






PEMBAHASAN
faktor produksi dan konsep kepemilikan
A Pengertian Faktor dan Fungsi Produksi
Dalam ilmu ekonomi, faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi barang dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tenaga kerjamodalsumber daya alam, dankewirausahaan. Namun pada perkembangannya, faktor sumber daya alam diperluas cakupannya menjadi seluruh benda tangible, baik langsung dari alam maupun tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yang kemudian disebut sebagai faktor fisik (physical resources).
Secara umum, tenaga kerja, tanah, dan modal dipandang sebagai tiga faktor produksi terpenting. Ketika sebuah perusahaan komputer memproduksi perangkat lunak (Software) berupa sebuah program, perusahaan tersebut menggunakan waktu kerja si pemogram (tenaga kerja), ruangan fisik tempat laboratorium atau kantor berada (tanah), serta bangunan dan berbagai peralatan komputer (modal).
Fungsi produksi adalah hubungan teknis antara faktor produksi (input) dan hasil produksi (output). Bila faktor produksi tidak ada maka tidak ada proses produksi. Produksi yang dihasilkan dengan menggunakan faktor alam disebut produksi alami. Sedangkan jika produksi dilakukan dengan memanipulasi faktor- faktor produksi disebur produksi rekayasa.
Produksi yang bersifat alami tidak dapat dikontrol, baik dari sisi efisiensi maupun efektivitasnya sebab ia bersifat eksternal. Kelebihan dan kekurangan produksi alami merupakan suatu yang seharusnya diterima oleh pemakai. Sedangkan produksi rekayasa adalah produksi yang bersifat internal. Produksi seperti ini dapat dikontrol oleh pemakai. Efektivitas dan efisiensi produksi dapat diatur dengan menggunakan teknologi.
Setiap proses produksi mempunyai landasan teknis yang dalam teori ekonomi disebut sebagai fungsi produksi. Hal ini dapat ditulis dengan suatu persamaan matematis:
Q = f (X1, X2, X3……………Xn)
Q = Tingkat produksi
X1=output
X2=tenaga kerja
X3=modal
X4 =kewirausahaan
Maksud dari persamaan diatas merupakan suatu pernyataan matematis yang pada dasarnya berarti bahwa tingkat produksi suatu barang tergantung kepada jumlah modal, tenaga kerja, kekayaan alam dan tingkat teknologi yang di gunakan. Dengan membandingkan berbagai gabungan faktor-faktor produksi menghasilkan sejumlah barang tertentu dapatlah di tentukan gabungan faktor produksi yang paling ekonomis untuk memproduksi sejumlah barang.
B Jenis Faktor Produksi
Secara total, saat ini ada lima hal yang dianggap sebagai faktor produksi, yaitu tenaga kerja (labor), modal (capital), sumber daya fisik (physical resources), kewirausahaan (entrepreneurship), dan sumber daya informasi (information resources).
1. Tenaga kerja:
Merupakan faktor produksi insani yang secara langsung maupun tidak langsung menjalankan kegiatan produksi. Faktor produksi tenaga kerja juga dikategorikan sebagai faktor produksi asli. Dalam faktor produksi tenaga kerja, terkandung unsur fisik, pikiran, serta kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja. Oleh karena itu, tenaga kerja dapat dikelompokan berdasarkan kualitas(kemampuan dan keahlian) dan berdasarkan sifat kerjanya.
Berdasarkan kualitasnya, tenaga kerja dapat dibagi menjadi tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terampil, dan tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih.Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memerlukan pendidikan tertentu sehingga memiliki keahlian di bidangnya, misalnya dokter, insinyur, akuntan, dan ahli hukum.
Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memerlukan kursus atau latihan bidang-bidang keterampilan tertentu sehingga terampil di bidangnya. Misalnya tukang listrik, montir, tukang las, dan sopir. Sementara itu, tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja yang tidak membutuhkan pendidikan dan latihan dalam menjalankan pekerjaannya. Misalnya tukang sapu, pemulung, dan lain-lain.
Berdasarkan sifat kerjanya, tenaga kerja dibagi menjadi tenaga kerja rohani dan tenaga kerja jasmani. Tenaga kerja rohani adalah tenaga kerja yang menggunakan pikiran, rasa, dan karsa. Misalnya guru, editor, konsultan, dan pengacara. Sementara itu, tenaga kerja jasmani adalah tenaga kerja yang menggunakan kekuatan fisik dalam kegiatan produksi. Misalnya tukang las, pengayuh becak, dan sopir.

2. Modal
Yang dimaksud dengan modal adalah barang-barang atau peralatan yang dapat digunakan untuk melakukan proses produksi. Modal dapat digolongkan berdasarkan sumbernya, bentuknya, berdasarkan pemilikan, serta berdasarkan sifatnya. Berdasarkan sumbernya, modal dapat dibagi menjadi dua yaitu modal sendiri dan modal asing. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari dalamperusahaan sendiri. Misalnya setoran dari pemilik perusahaan. Sementara itu, modal asing adalah modal yang bersumber dari luar perusahaan. Misalnya modal yang berupa pinjaman bank.
Berdasarkan bentuknya, modal dibagi menjadi modal konkret dan modal abstrak. Modal konkret adalah modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses produksi. Misalnya mesingedungmobil, dan peralatan. Sedangkan yang dimaksud dengan modal abstrak adalah modal yang tidak memiliki bentuk nyata, tetapi mempunyai nilai bagi perusahaan. Misalnya hak paten, nama baik, dan hak merek.
Berdasarkan pemilikannya, modal dibagi menjadi modal individu dan modal masyarakat. Modal individu adalah modal yang sumbernya dari perorangan dan hasilnya menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya. Contohnya adalah rumah pribadi yang disewakan atau bunga tabungan di bank. Sedangkan yang dimaksud dengan modal masyarakat adalah modal yang dimiliki oleh pemerintah dan digunakan untuk kepentingan umum dalam proses produksi. Contohnya adalah rumah sakit umum milik pemerintah, jalan, jembatan, atau pelabuhan.
Modal dibagi berdasarkan sifatnya yaitu modal tetap dan modal lancar. Modal tetap adalah jenis modal yang dapat digunakan secara berulang-ulang. Misalnya mesin-mesin dan bangunan pabrik. Sementara itu, yang dimaksud dengan modal lancar adalah modal yang habis digunakan dalam satu kali proses produksi. Misalnya, bahan-bahan baku.
3. Sumber daya fisik alam
Adalah semua kekayaan yang terdapat di alam semesta dan barang mentah lainnya yang dapat digunakan dalam proses produksi. Faktor yang termasuk di dalamnya adalah tanahair, dan bahan mentah (raw material), sumber daya alam non-energi seperti bahan tambang seperti tembaga, biji besi dan pasir; juga sumber daya energi seperti bahan bakar industri, serta fasilitas perkantoran dan produksi. Dalam pandangan ekonomi klasik, tanah dianggap sebagai suatu factor produksi penting mencakup semua sumber daya alam yang digunakan dalam proses produksi.
4. Kewirausahaan
Adalah keahlian atau keterampilan yang digunakan seseorang dalam mengkoordinir faktor-faktor produk.
5. Sumber Daya Informasi
Adalah seluruh data yang dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan bisnisnya. Data ini bisa berupa ramalan kondisi pasar, pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan, dan data-data ekonomi lainnya.
Beberapa ahli juga menganggap sumber daya informasi sebagai sebuah faktor produksi mengingat semakin pentingnya peran informasi di era globalisasiini.



C . Fungsi produksi dan produk marjinal tenaga kerja
Dalam memutuskan berapa banyak pekerja yang perlu direkrut, perusahaan itu harus mengetahui bagaimana jumlah pekerja mempengaruhi output yang mereka produksi. Bahan penting untuk membuat keputusan tersebut yakni data produk marjinal tenaga kerja yaitu kenaikan output dari tambahan satu unit input tenaga kerja.
Dalam teori ekonomi diambil pula satu asumsi dasar mengenai sifat dari fungsi produksi yaitu fungsi produksi dari semua produksi dimana semua produsen dianggap tunduk pada suatu hukum yang disebut: The Law of Diminishing Returns. Hukum ini berbunyi: apabila satu macam input di tambah penggunaannya sedang input-input lain tetap maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit input yang ditambahkan tadi mula-mula menaik tetapi kemudian setelah mencapai suatu titik tertentu akan semakin menurun seiring dengan pertambahan input. Hukum ini dapat dibedakan dalam 3 tahap yaitu:
1. Tahap pertama: produksi total mengalami pertambahan yang semakin cepat
2. Tahap kedua: produksi total pertambahannya semakin lambat
3. Tahap ketiga: produksi total semakin lama semakin berkurang.
Untuk analisis pertama, kita akan mencoba melihat bagaimanakah teori produksi dengan hanya satu faktor yang berubah dalam hal ini yang di asumsikan berubah hanyalah faktor produksi tenaga kerja. Dalam analisis tersebut dimisalkan bahwa faktor-faktor produksi lainnya adalah tetap jumlahnya yaitu modal dan tanah jumlahya dianggap tidak mengalami perubahan.

D Biaya Produksi
Dalam jangka pendek, kita mengenal adanya factor produksi tetap dan factor produksi variabel, sehingga dengan sendirinya biaya produksi yang ditimbulkan oleh proses produksi itu juga menyangkut biaya tetap dan biaya variabel. Total dari biaya tersebut dinamakan biaya total, dan ada juga biaya rata-rata dan biaya marjinal.
Biaya produksi dapat kita kelompokkan menjadi:
  • Biaya Tetap (Fixed Cost)
Yaitu biaya yang jumlahnya tidak berubah ketika kuantitas output berubah. Biaya ini akan tetap ada walaupun perusahaan tidak melakukan produksi. Yang termasuk ke dalam biaya ini adalah sewa ruangan toko, gaji karyawan administrasi dan penyusutan mesin-mesin yang dipakai.
  • Biaya Variabel (Variable Cost)
Yaitu biaya yang jumlahnya berubah ketika jumlah barang yang diproduksi berubah. Yang termasuk ke dalam biaya ini adalah biaya pembelian bahan mentah atau bahan dasar yang digunakan untuk produksi.
  • Biaya Total (Total Cost)
Yaitu seluruh biaya atau pengeluaran yang dibayarkan perusahaan untuk membeli berbagai input (barang dan jasa) untuk keperluan produksi. Untuk menghitung biaya total kita menghitung jumlah antara biaya tetap dan biaya variabel:
Biaya Total= Biaya Tetap+Biaya Variabel
TC= FC+VC
Sebagai contoh, dalam kasus toko kue Pak Anton, biaya variabel yang ditanggung adalah biaya membeli gula, tepung terigu, telur dan lain-lain. Semakin banyak kue yang akan dibuat, maka semakin banyak pula bahan yang dibutuhkan. Begitu juga bila Pak Anton ingin menambah pegawai honorer. Maka pegawai baru tersebut termasuk biaya variabel bukan biaya tetap.
Biaya Rata-Rata (Average Cost)
Yaitu biaya yang menunjukkan jumlah biaya per unit barang yang dihasilkan yakni merupakan hasil bagi antara biaya keseluruhan dengan jumlah barang yang dihasilkan.
Sebagai contoh, kasus Pak Anton tadi yang memproduksi kue untuk dijual di tokonya. Sebagai pemilik perusahaan, Pak anton harus memutuskan berapa banyak barang yang hendak diproduksinya. Untuk itu ia harus tahu:
Berapa banyak biaya yang diperlukan untuk membuat sebuah kue?
Berapa banyak biaya yang diperlukan untuk meningkatkan produksi satu kue?
Untuk menjawabnya, Pak Anton haruslah mengetahui berapa biaya rata-rata produknya. Karena biaya total merupakan biaya semua barang yang diproduksi, maka untuk mengetahui biaya tiap produk kita harus membagi biaya total dengan jumlah barang yang akan diproduksi. Secara matematis dapat ditulis:
Biaya Rata-Rata= Biaya Total/Jumlah Barang
AC= TC/Q
Jika biaya total Pak Anton adalah 280 rupiah maka untuk produksi dua buah kue, biaya untuk setiap kuenya adalah:
280/2= Rp 140
Selain biaya total rata-rata, kita juga dapat menghitung :
1. Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost/AFC)
Untuk mengetahui biaya tetap rata-rata tiap produk, kita bisa membagi biaya tetap dengan jumlah produk yang dibuat.
Average Fixed Cost (AFC)= TFC/Q
Semakin banyak barang X yang dihasilkan, maka biaya tetap rata-rata akan semakin kecil, dan bersifat asimtotik. Pada jumlah produksi yang kecil biaya rata-rata ini tampak tinggi dan pada jumlah produksi yang tinggi, biaya tetap rata-rata itu rendah.
2. Biaya Variabel Rata-Rata (Average Variable Cost/AVC)
Untuk mengetahui biaya variabel rata-rata tiap produk, kita bisa membagi biaya variabel dengan jumlah produk yang dibuat.
Average Variable Cost (AVC)= TVC/Q
Biaya Marjinal (Marginal Cost)
Meskipun biaya total rata-rata dapat memberi tahu berapa banyak biayayang diperlukan untuk menghasilkan satu barang, kita masih belum tahu berapa banyak biaya total itu akan berubah bila perusahaan meningkatkan kapasitas produksinya. Untuk itu, kita harus menghitung biaya marjinalnya. Biaya marjinal ialah kenaikan biaya yang harus dikeluarkan Karena adanya tambahan barang yang diproduksi.
Jadi berdasarkan contoh di atas, jika Pak Anton hendak menaikkan produksi barang dari dua kue menjadi tiga kue, maka biaya totalnya naik dari 280 rupiah menjadi 350 rupiah. Biaya marjinal untuk memproduksi kue ketiga ialah Rp 350-Rp 280= Rp 70.
Secara matematis biaya marjinal dapat dirumuskan sebagai berikut:
Biaya marjinal= Perubahan Biaya Total/Perubahan Kuantitas
MC= ∆TC/∆Q.
Dibawah ini adalah contoh kurva biaya tetap rata-rata, biaya variabel rata-rata, biaya (total) rata-rata, dan biaya marjinal.
Dalam jangka panjang, semua faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi bersifat variabel. Konsep fungsi produksi jangka panjang dengan menggunakan dua faktor produksi dapat digambarkan dengan kurva yang dikenal dengan istilah kurva isokuan (isoquant) yang berasal dari kata iso(sama) dan quant (kuantitas), yakni kurva yang menggambarkan gabungan dua atau lebih faktor produksi (misalnya tenaga kerja dan modal) yang akan menghasilkan satu tingkat produksi yang sama (tertentu).
a. Kurva Isoquant

Berfungsi menggambarkan gabungan dua faktor produksi yang berubah-ubah, sementara faktor produksi lain dianggap tetap dan akan menghasilkan satu tingkat produksi tertentu. Diasumsikan faktor produksi terdiri atas dua yaitu tenaga kerja dan modal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar