LAPORAN
PRAKTIKUM
DASAR DASAR AGRONOMI
“
PENGENALAN GULMA “
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
INDRALAYA
2013
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Persaingan
antar tanaman, baik yang berbeda jenis atau varietas (inter species
competition) maupun dengan varietas tanaman yang sejenis (intra species
competition) melatarbelakangi persaingan antar tanaman budidaya dengan gulma.
Persaingan antara tanaman buduidaya dengan gulma tersebut meliputi bahan dan
zat yang diperlukan oleh keduanya, antara lain : persaingan untuk memperoleh
cahaya, nutrisi, air, karbondioksida dan persaingan karena zat kimia
(allelopati) yang disekresikan.
Defini gulma hingga saat ini masih
bersifat kontroversi, bergantung pada konsepsi dan ruang lingkup kajian. Walaupun
demikian, secara umum gulma atau tumbuhan pengganggu dapat diartikan sebagai
semua jenis vegetasi yang tumbuh di tempat yang tidak dikehendaki dan
menimbulkan gagasan kerugian bagi tanaman, manusia maupun lingkungan hidup.
Yang termasuk dalam kelompok gulma tidak saja yang merugikan manusia dalam
beberapa hal, tetapi juga tanaman bermanfaat.
Setiap orang punya konsepsi dan
defenisi yang berbeda-beda tentang gulma. Defenisi ini sangat berpengaruh oleh
orang yang melihatnya dan bukan
berdasarkan sifat-sifat morfologi, bentuk hidup, dan habitat tumbuhan
itu sendiri. Gulma merupakan tubuhan yang tumbuh salah tempat. Sebagai
tumbuhan, gulma sering berada di sekitar tanaman yang di budidayakan.
Gulma menurut morfologinya di bagi
menjadi beberapa golongan, yaitu golongan rerumputan (grasses), berdaun lebar
(broad leaf), dan juga teki-tekian (sedges).
Beberapa
defenisi yang termasuk kelompok ini adalah: tumbuhan yang tidak dikehendaki
manusia, semua tumbuhan selain tanaman
budidaya, tumbuhan yang belum diketahui manfaatnya, tumbuhan yang mempunyai
pengaruh negatif bagi manusia baik langsung maupun tidak, mempunyai daya saing
/ daya kompetisi yang tinggi terhadap tanaman pokok, dapat menjadi rumah inang
sementara bagi penyakit atau parasit, menghambat kelancaran aktivitas manusia.
B.Tujuan
Tujuan
dari praktikum pengendalian gulma adalah untuk mengenal jennis-jenis gulma
serta dapat mengklasifikasikan gulma serta mengetahui bagaimana cara
pengendalian yang haus dilakukan dengan tepat.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A.Tinjauan Umum Tumbuhan
Gulma
dapat didefenisikan sebagai tumbuhan yang tidak diinginkan oleh manusia. Gulma
juga disebut sebagai tumbuhan yang tumbuh diantara tanaman yang dibudidayakan.
Ditinjau dari umurnya, gulma dibagi
menjadi dua, yaitu : gulma semusim (annual) yaitu gulma yang menyelesaikan satu
siklus hidupnya (berkecambah, vegetatif berbunga, berbuah, penyebaran biji,
mati) dalam satu tahun atau kurang, gulma dwi musim (biannual) yaitu gulma yang
hidupnya lebih dari satu tahun dan kurang dari 2 tahun, umumnya terdapat di
daerah beriklim sedang, gulma tahunan (perrenial) yaitu gulma yang hidup lebih
dari dua tahun, berkembang biak dengan biji.
Kepentingan pengelolaan vegetasi
biasa menggunakan klasifikasi botani yang membedakan gulma menjadi rumput,
teki, dan daun lebar.
1.Rumput
(grasses)
Rumput
mempunyai batang bulat atau pipih dan berongga, kesamaannya dengan teki karena
bentuk daunnya sama-sama sempit, tetapi dari sudut pengendalian terutama
responnya terhadap herbisida berbeda. Berdasarkan bentuk masa pertumbuhannya
dibedakan menjadi rumput semusim (annual) dan tahunan (perennial). Rumput
semusim biasanya tumbuh melimpah tetapi kurang menimbulkan masalah dibandingkan
dengan rumput tahunan. Beberapa spesies rumput semusim mungkin menjadi masalah
karena mempunyai habitus yang menyerupai tanaman, misalnya Echinochloa
crusgalli dan E. colona yang mirip tanaman padi pada stadium awal pertumbuhan.
Gulma tahunan yang penting adalah Imperata cylindrica, Saccharum spontaneum,
Panicum repens, Paspalum conjugatum, dan sebagainya. Spesies-spesies gulma dari
satu genus mungkin ada yang semusim maupun tahunan, seperti padi merah Oryza
sativa adalah semusim, tetapi O. rufipogon adalah tahunan.
2.Teki
(sedges)
Teki
mempunyai batang berbentuk segitiga, kadang-kadang bulat dan tidak berongga,
daun berasal dari nodia dan warna ungu tua. Gulma ini mempunyai sistem rhizoma
dan umbi sangat luas. Sifat yang menonjol adalah cepatnya membentuk umbi baru
yang dapat bersifat dorman pada lingkungan tertentu. Diketahui terdapat teki
semusim seperti Cyperus difformis, C. iria, dan teki tahunan seperti C.
esculentus, C. imbricatus, C. rotundus, dan C. cirpus grossus. Ada juga spesies
seperti Fimbrystylis littoralis yang digolongkan sebagai teki semusim maupun
tahunan. Spesies teki yang sangat sulit dikendalikan adalah Scirpus maritimus
dan Cyperus rotundus.
3.Gulma
daun lebar (broad-leaved weeds)
Daun-daun
gulma berdaun lebar dibentuk pada meristem apikal dan sangat sensitif terhadap
kemikalia. Terdapat stomata pada permukaan daun terutama permukaan bawah yang
memungkinkan cairan masuk. Gulma ini mempunyai tunas-tunas pada nodus atau
titik memencarnya daun. Tunas-tunas ini juga sensitif terhadap herbisida.
Meristem apikal dari gulma berdaun lebar adalah bagian batang yang terbentuk
sebagai bagian terbuka yang sensitif terhadap perlakuan kimia. Oleh karena itu
herbisida pengendali daun lebar lebih banyak daripada pengendali rumput.
Dalam
berbagai bahasa, kata lain untuk weed ternyata bermacam-macam dan nampaknya
berasal dari kata woad, weod, dyer’s weed, dye weed atau devil’s weed, untuk
Isatis tinctora L. dalam bahasa Inggris; weyt, waidt (Jerman), weet dan weeda
(Belanda), atau weedt (Belgia). Isatis tinctora L. sebagai tumbuhan pertama
yang dikatakan salah tempat, tumbuh liar, distribusi luas, dan tumbuh hampir di
seluruh Eropa, sedangkan padanan kata untuk gulma dalam beberapa bahasa
berbeda-beda. Dalam bahasa Indonesia diketahui sebagai rerumputan atau rumpai
yang berarti tumbuhan berumput (grassy plants), herba (herb), tumbuhan
pengganggu (noxious plants), dan akhirnya sekarang adalah gulma yang berarti
tumbuhan yang tidak diinginkan (Sukman dan Yakup, 1991).
B.Syarat
Tumbuh Gulma
Jenis
gulma yang tumbuh biasanya sesuai dengan kondisi perkebunan. Misalnya pada
perkebunan yang baru diolah, maka gulma yang dijumpai kebanyakan adalah gulma
semusim, sedangkan pada perkebunan yang telah lama ditanami, gulma yang banyak
terdapat adalah dari jenis tahunan. Gulma yang terdapat pada dataran tinggi
relatif berbeda dengan yang tumbuh di daerah dataran rendah. Daerah yang tinggi
memperlihatkan adanya kecenderungan bertambahnya keanekaragaman jenis, sedangkan
jumlah individu biasanya tidak begitu besar (Tjitrosoedirdjo et al., 1984).
Secara
morfologi gulma yang digolongkan sebagai tumbuhan berdaun lebar biasanya tidak
begitu sulit diidentifikasi jika telah diketahui familinya. Hal ini disebabkan
karena dalam famili gulma berdaun lebar tersebut umumnya perbedaan dalam genus
sangat jelas. Lagipula jumlah genus yang termasuk dalam suatu famili dalam
kelompok ini tidak begitu banyak. Lain halnya dengan golongan rumput-rumputan
atau golongan teki; perbedaannya dalam genus sering tidak jelas, apalagi bila
gulma dari kelompok ini tidak ditemukan dalam keadaan berbunga (Tjitrosoedirdjo
et al., 1984).
Perkembangbiakan (reproduksi) gulma
bermacam-macam seperti Dengan biji. Sebagian besar gulma berkembangbiak dengan
biji dan menghasilkan jumlah biji yang sangat banyak seperti biji pada
Amaranthus spinosus, Cynodon dactylon, Eragrostis amabilis. Biji-biji gulma
dapat tersebar jauh karena ukurannya kecil sehingga dapat terbawa angin, air,
hewan dan sebagainya dengan demikian penyebarannya juga lebih luas. Berkembang
biak dengan Stolon.
Adapula
gulma yang dapat membentuk individu baru dengan stolon yaitu bagian batang
menyerupai akar yang menjalar di atas permukaan tanah. Dimana batang ini
terdiri dari nodus (buku) dan internodus (ruas), pada setiap nodus dapat keluar
serabut-serabut akar dan tunas sehingga dapat mebentuk individu baru. Contoh
gulma ini adalah: Paspalum conjugatum, Cynodon dactylon. Rhizome (akar rimpang)
Yaitu batang beserta bagian-bagiannya yang manjalar di dalam tanah,
bercabang-cabang, tumbuh mendatar dan pada ujungnya atau pada buku dapat muncul
tunas yang membentuk individu baru. Tuber (umbi), Umbi merupakan pembengkakan
dari batang atupun akar yang digunakan sebagai tempat penyimpanan atau penimbun
makanan cadangan, sehingga umbi tersebut bisa membesar. Pada beberapa bagian
dari umbi tersebut terdapat titik (mata) yang pada saatnya nanti bisa muncul
atau keluar tunas yang merupakan individu baru dari gulma tersebut. Bulbus
(umbi lapis), Bulbus juga termasuk umbi yang merupakan tempat menyimpan makanan
cadangan tetapi bentuknya berlapis-lapis
Gulma
golongan ini dapat ditemukan pada keluarga Allium, contoh: Allium veneale
(bawang-bawang). Pada beberapa jenis gulma juga dapat berkembangbiak dengan
daunnya yang telah dewasa. Daun ini berbentuk membulat ataupun oval, pada
pinggir daun bergerigi atau terdapat lekukan yang nantinya tempat muncul tunas
menjadi individu baru. Contohnya: Calanchoe sp. (cocor bebek), Ranunculus
bulbasus. Runner (Sulur) Stolon yang keluar dari ketiak daun dimana
internodianya (ruas) sangat panjang, membentuk tunas pada bagian ujung. Contoh:
Eichornia crassipes, dan juga berkembang biak dengan Spora, dimana spora ini
bila telah matang dapat diterbangkan oleh angina. Contoh gulma ini kebanyakan
dari keluarga paku-pakuan seperti: Nephrolepsis bisserata, Lygopodiu sp.
(Johnny, 2006).
III.PELAKSANAAN
PRAKTIKUM
A.Tempat dan Waktu
Praktikum
Dasar-Dasar Agronomi tentang Pengenalan Gulma dilaksanakan di Laboratorium
Ekologi, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Siwijaya.
Praktikum dilaksanakan pada hari rabu
10
april 2013 pukul 13.00 sampai dengan selesai.
B.Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang
dibutuhkan dalam praktikum ini hanya pensil, penghapus, dan gulma disekitar fakultas pertanian. Itu dikarenakan pada
praktikum kali ini
membahas tentang gulma. Jadi dalam praktikum ini mahasiswa disuruh
untuk menggambarkan tanaman
gulma.
C. Cara Kerja
1.Amati
gulma yang ada di sekitar Fakultas Pertanian atau di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian.
2.Catat
nama gulma, siklus hidup tanaman, morfologi, habitat, serta deskripsi lainnya.
3.Gambar
tumbuhan / gulma tersebut
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
-Semusim
1.Meniran
Gambar
|
|
Nama lokal
|
Meniran
|
Nama ilmiah
|
Phylanthus niruri
|
Klasifikasi
|
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Magnoliophyta
Sub-divisio
: Spermatophyta
Class
: Magnoliopsida
Sub-class
: Rosidae
Ordo
: Eurphorbiales
Famili
: Euphorbiaceae
Genus
: Phylanthus
Species
: Phylanthus niruri
|
Deskripsi
|
Habitat
: darat
Batang
: kecil,tegak
Daun
: bergerigi
Bunga
: -
Buah
: -
Akar
: serabut
|
Siklus hidup
|
Annual
|
2.jampang
Gambar
|
|
Nama lokal
|
Jampang
|
Nama ilmiah
|
Digitaria argyrostachya
|
Klasifikasi
|
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Magnoliophyta
Sub-Divisio
: Spermatophyta
Class
: Liliopsida
Sub-Class
: Commelinidae
Ordo
: Poales
Famili
: Poacea
Genus
: Digitaria
Species : Digitaria
argyrostachya
|
Deskripsi
|
Habitat
: di darat
Batang
: panjang dan tegak
Daun
: runcing dan tipis
Bunga
: berbulu
Buah
:-
Akar
:serabut
|
Siklus hidup
|
Annual
|
3.wuluhan
Gambar
|
|
Nama lokal
|
Wuluhan
|
Nama ilmiah
|
Setaria palmifolia
|
Klasifikasi
|
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Magnoilophyta
Sub-Divisio
: Spermatophyta
Class
: Liliopsida
Sub-Class
: Commelinidae
Ordo
: Poales
Famili
: Poaceae
Genus
:Setaria
Species
: Setaria palmifolia
|
Deskripsi
|
Habitat
: di darat
Batang
: berbuku dan berbulu
Daun
: daun tunggal, runcing
Bunga
: panjang dan penuh bulu
Buah
: -
Akar
:serabut
|
Siklus hidup
|
Annual
|
4.rumput belulang
Gambar
|
|
Nama lokal
|
Rumput belulang
|
Nama ilmiah
|
Eleusine indica
|
Klasifikasi
|
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Magnoliophyta
Sub-divisio
: Spermatophyta
Class
: Liliopsida
Sub-class
: Commelinidae
Ordo
: Poales
Famili
:Poaceae
Genus
: Eleusine
Species
: Eleusine indica
|
Deskripsi
|
Habitat
: darat
Batang
: kecil, tipis
Daun
: panjang panjang
Bunga
: -
Buah
: -
Akar
: serabut
|
Siklus hidup
|
Annual
|
-Biannual
5. Ciplukan
Gambar
|
|
Nama lokal
|
Ciplukan
|
Nama ilmiah
|
Physalis angulata
|
Klasifikasi
|
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Magnoliophyta
Sub-divisio
: Spermatophyta
Class
: Magnoliopsida
Sub-class
: Asteridae
Ordo
: Solanales
Famili
: Solanaceae
Genus
: physalis
Species
: Physalis angulata
|
Deskripsi
|
Habitat
: darat
Batang
: mudah patah, berair
Daun
: menyirip
Bunga
:-
Buah
: berwarna hijau,bulat
Akar
: serabut
|
Siklus hidup
|
Biannual
|
6. verbaskum
Gambar
|
|
Nama lokal
|
Verbaskum
|
Nama ilmiah
|
Verbascum thapsus
|
Klasifikasi
|
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Magnoliophyta
Sub-divisio
: Spermatophyta
Class
: Magnolipsida
Sub-class
: Asteridae
Ordo
: Scrophulariales
Famili
: Scrophulariaceae
Genus
: Verbascum
Species
: Verbascum thapsus
|
Deskripsi
|
Habitat
: di daratan rendah
Batang
:bulat,tinggi
Daun
: bulat besar ± 50 cm
Bunga
: kuning kecil
Buah
: -
Akar
: serabut
|
Siklus hidup
|
Biannual
|
7. rumput kenop
Gambar
|
|
Nama lokal
|
Rumput kenop
|
Nama ilmiah
|
Cyperus kyllingia
|
Klasifikasi
|
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Sub-Divisio : Spermatophyta
Class : Liliopsida
Sub-Class : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Famili : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Species :
Cyperus kyllingia
|
Deskripsi
|
Habitat : di
darat
Batang :
panjang,berbulu
Daun : panjang
dan tajam
Bunga : berbentuk
cawan
Buah : -
Akar : serabut
|
Siklus hidup
|
Biannual
|
-Tahunan
8. wedusan
Gambar
|
|
Nama lokal
|
Wedusan
|
Nama ilmiah
|
Ageratum conyzoides
|
Klasifikasi
|
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Magnoliophyta
Sub-Divisio
: Spermatophya
Class
: Magnoliopsida
Sub-Class
: Asteridae
Ordo
: Asterales
Famili
: Asteraceae
Genus
: Ageratum
Species
: Ageratum conyzoides
|
Deskripsi
|
Habitat
: di darat
Batang
: tegak dan berbulu
Daun
: berbentuk bundar telur,bergerigi
Bunga
: bentuk seperti cawan, warna putih keunguan
Buah
: -
Akar
: serabut
|
Siklus hidup
|
Perenial
|
9. kakawatan
Gambar
|
|
Nama lokal
|
Kakawatan
|
Nama ilmiah
|
Cynodon dactylon
|
Klasifikasi
|
Kingdom
: Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Sub-Divisio
: Spermatophyta
Class
: Liliopsida
Sub-Class
: Commelinidae
Ordo
: Poales
Famili
: Poaceae
Genus
: Cynodon
Species
: Cynodon dactylon
|
Deskripsi
|
Habitat
: di darat
Batang
: tipis, panjang
Daun
: tajam seperti jarum
Bunga
: tegak seperti tandan
Buah
: -
Akar
: serabut
|
Siklus hidup
|
Perenial
|
10. Pecut kuda
Gambar
|
|
Nama lokal
|
Pecut kuda
|
Nama ilmiah
|
Stachytarpheta jamaicensis
|
Klasifikasi
|
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Magnoliophyta
Sub-divisio
: Spermatophyta
Class
: Magnoliopsida
Sub-class
: Asteridae
Ordo
: Lamiales
Famili
: Vrbenaceae
Genus
: Stachytarpheta
Species
: Stachytarpheta jamaicensis
|
Deskripsi
|
Habitat
: darat
Batang
: lembek, mudah patah
Daun
: menyirip
Bunga
: -
Buah
: -
Akar
: serabut
|
Siklus hidup
|
Perenial
|
B.Pembahasan
Suatu
tumbuhan yang tumbuhnya tidak pada tempatnya atau dengan kata lain tumbuhan
yang tidak diizinkan atau memberi dampak negatif bagi kehidupan disebut dengan
gulma. Biasanya suatu tanaman baru dianggap sebagai gulma apabila tanaman
tersebut hidup diantara tanaman yang dibudidayakan manusia. Hal itu tentu saja
merugikan bagi tanaman budidaya karena secara umum gulma biasanya memiliki daya
adaptasi yang besar serta daya saing yang kuat terhadap tanaman buddaya,
berkembang biak dengan cepat, dormasi yang sifatnya luas dan berkaitan dengan
usaha mempertahankan diri.
Gulma di lahan kering juga
ditemukan enam jenis gulma yaitu ilalang, teki, tali said, krokot, nanangkan,
wedusan. Dari keenam yang mendominasi adalah wedusan sekitar 49 % dari
seluruhnya.
Adanya gulma yang mendominasi
di suatu areal, biasanya berhubungan dengan kemampuan adaptasi gulma tersebut
pada habitat yang ditempatinya, miasalnya ada gulma yang tidak tahan terhadap
suhu yang tinggi dan ada juga yang tahan, ada yang tidak dapat hidup dalam
genangan air, tetapi ada juga gulma yang dapat hidup dalam kondisi tersebut.
Gulma-gulma akan tumbuh dengan subur dan berkembang dengan baik pada tanah
dengan kelembaban tinggi dan cahaya matahari yang cukup. Menurut Moenandir
(1998), dalam lahan yang cukup subur, pertumbuhna gulma diantara tanaman
budidaya menjadi lebih banyak daripada di lahan yang kurang subur.
Akar yang dalam dan luas
menjadi saalah satu sebab persaingan gulma dan pertanaman dalam memperebutkan
air, sebab kebutuhan gulma akan air hampir dua kali kebutuhan tanaman akan air.
Menurut Suhardi (1983), gulma mempunyai perakaran yang luas, dan dalam yang
menyebabkan gulma mapu menyerap unsur hara yang lebih banyak dari tanaman
pokok.
Kerugian lain yang ditimbulkan
gulma adalah bahwa sebagian gulma dapat menjadi inang bagi penyakit dan hama
yang membahayakan bagi tanaman budidaya, gulma juga dapat mengeluarkan oksudut
yang membahayakan, selain itu juga gulma dapat menghambat pengairan atau
saluran irigasi. Jika dilihat dari faktor biaya produksi pada usaha tani
tanaman budidaya, adanya gulma jelas sangat merugikan karena adanya gulma
memerlukan tenaga kerja tambahan untuk memberantas gulma yang pada akhirnya
menambah biaya produksi.
Gulma merupakan salah satu
musuh bagi tanaman yang sulit di berantas, karena gulma memiliki sifat dormansi
dan adaptasi yang tinggi. Untuk memberantas gulma perlu digunakan cara-cara
yang sistematik dan teruji keampuhannya agar tindakan pemberantasan yang
dilakukan tidak sia-sia. Cara-cara yang dilakukan untuk memberantas gulma
antara lain cara mekanik, cara kompetisi, pergiliran tanaman, cara biologis,
dan cara kimia.
Cara mekanik merupakan cara
yang paling sederhana diantara adalah membabat, mencabut, pengerjaan tanah,
penggenangan, dibakar, ditutup dengan mulch atau pada gulma tanaman padi lahan
sawah dilakukan pembenanam.
Cara yang lain dengan kompetisi
yanitu dengan mengatur waktu tanaman yang tepat sehingga tanaman yang tersaingi
dalam hal air, hara, dan oksigen. Dengan harapan seandainya gulma menyerang
juga tanaman yang sudah cukup kuat bersaing.
BAB
V.PENUTUP
A.Kesimpulan
Berdasarkan
hasil praktikum tentang Pengenalan Gulma, maka dapat disimpulkan bahwa :
1.
Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan pertanian
2.
Gulma dapat menimbulkan kerugian-kerugian karena mengadakan persaingan dengan
tanaman pokok, mengotori kualitas produksi pertanian, menimbulkan allelopathy,
mengganggu kelancaran pekerjaan para petani, sebagai perantara atau sumber hama
dan penyakit, mengganggu kesehatan manusia, menaikkan ongkos-ongkos usaha
pertanian dan menurunkan produktivitas air
3.
Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan
cara preventif (pencegahan), secara fisik, pengendalian gulma dengan
sistem
budidaya, secara biologis, secara kimiawi dan secara terpadu.
B.Saran
Saran
saya sebagai praktikan dalam mengidentifiksai gulma sebaiknya gulma yang
menjadi sampel diambil lebih banyak lagi agar dapat mengetahui jenis gulma
lebih banyak.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2011.Gulma. www.google.com. Diakses pada tanggal 14 april 2013
13april 2013)
Barus,
Emanuel. 2003. Pengendalian Gulma Di Perkebunan. Kanisius. Yogyakarta.
Sukman, Y. dan Yakup. 1991. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Rajawali Pers
Tjitrosoedirdjo,
S., Is H. U. dan Joedojono W. 1984. Pengelolaan Gulma di
Perkebunan. Gramedia, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar